Sore ini, akhir bulan april, salah seorang mahasiswa magister Indonesia
yang kuliah di Ahgaff akan melangsungkan akad nikah. Memang sih akad
nikah di Yaman itu biasa-biasa saja, tidak seperti di Indonesia yang
mumet, ruet, banyak cengkunek-cengkuneknya. Walaupun begitu, tapi akad
nikah kali ini beda. Biasanya akad nikah di Yaman dilangsungkan di
masjid dan biasanya setelah salat ashar. Namun akadnya mahasiswa indo
ini akan dilangsungkan dihalaman rumah Habib Abdullah Baharun, rektor
jamiah Ahgaff. Kamipun mahasiswa-mahasiswa indo khususnya dan seluruh
mahasiswa kuliah syariah umumnya diundang untuk menghadiri acara
tersebut. Dan yang membuat beda lagi, katanya acara tersebut tidak hanya
akan dihadiri sejumlah mahasiswa dan para dosen ahgaff. Melainkan akan
dihadiri para habaib dan masyaekh dari beberapa penjuru dunia. Karena
memang pada malam itu juga dan pada tempat yang sama akan diadakan
semacam perkumpulan para habaib dan masyaekh tadi. So acaranya pasti
meriah bangatlah.
Ketika kami kerumah Habib Abdullah yang tidak
lain adalah tempat acara pada pukul 17.15. Suasana masih sepi belum
begitu ramai yang datang. Berhubung halaman Habib Abdullah luas sekali,
sangat luas sekali, -kira2 cukup luas untuk dijadikan sebuah pesantren-
akupun jalan-jalan sendirian mengitari halaman yang luas itu sambil
menikmati panorama sore yang dikelilingi oleh pegunungan dan perbukitan
pasir. Walaupun tidak ada hijau-hijauan yang menghiasi perbukitan itu,
tapi terlihat sangat indah sekali. Memang.. ciptaan Allah memang sangat
indah sekali, sungguh.. indah sekali. Dalam kesendirianku itu, tiba-tiba
aku melihat ada selang air yang bocor. Mula-mula bocornya kecil.
Kupikir tak apalah. Tapi lama-kelamaan bocornya makin menjadi-menjadi.
Jadi semakin besar. Akhirnya aku berinisiatif untuk menumpatnya dengan
apa saja yang bisa aku temukan disekitarnya. Namun tidak bisa, bajuku
yang putih dan kaca mataku terkena cipratan air. Aku hampir putus asa.
Melihat kejadian itu, dua orang temankupun datang menghampiriku dan
membantuku. Kini kami bertiga melawan satu lobang yang tidak lebih besar
dari jempol tangan kami. Tapi lagi-lagi baju kami kecipratan air.
Kami pun refleks menjauh menghindar dengan tiba-tiba. Namun kami coba
sekali lagi, hal yang sama terulang lagi. Akhirnya kami bertiga sepakat
untuk menyerahkan perihalnya kepada Sang Maha Kuasa. Tapi, ketika kami
bertiga ingin beranjak meninggalkan TKP anak Habib Abdullah Baharun
datang untuk menyumbat selang tersebut. Kami pikir, "percuma, akan
sia-sia". Ternyata benar, sekali, dua kali, tiga kali, sama seperti yang
kami alami. Airnya muncrat kemana-kemana hingga kami yang ada
didekatnya harus menghindar beberapa kali. Tapi yang mengherankan, anak
itu tidak bergerak sama sekali. Dia hanya seorang bocah kecil mungkin
masih berumur 9 atau 10 tahun. Tapi dia rela bajunya bajunya basah
kuyup, ia masih tetap bertahan. Ia coba sekali lagi untuk mengikat
lobang selang yang bocor itu dengan bahan yang sama dengan yang kami dan
ia gunakan sebelumnya. Namun kali ini ia berhasil dan air tak lagi
keluar dari bocoran selang itu. 'ajiib... Sungguh sangat mengherankan.
Kami bertiga terpelongoh melihat apa yang telah dilakukan anak itu. Tiga
orang dewasa tidak bisa menutup lobang yang lebih kecil dari jari
jempol. Tapi seorang bocah kecil. . . .
Kenapa dia bisa?
Ternyata, mungkin sudah menjadi hukum alam. Kalau kau mau berusahalah
dengan keras dan berkorbanlah, kau pasti mendapatkannya. Yach mungkin
memang benar, butuh kerja keras dan pengorbanan untuk mendapatkan apa
yang kita harapkan. Mungkin kita kurang kerja keras atau kurang
pengorbanan sehingga APRIL lewat begitu saja, dan harapan di APRIL masih
utuh sebuah harapan. ^_^
Yaman, April 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar